May 18 (15.00-16.00)
SHARING SESSION WITH GOBIND VASHDEV
COMPASSIONATE PARENTING
Kita setuju dg prinsip bahwa dlm kehidupan anak, kita perlu mengajari atau memberikan sesuatu. Tapi kita jg perlu tahu bhw di dunia ini mana yg paling sering terjadi. Keinginan kita tercapai atau keinginan yg tdk tercapai? Tentunya yg tdk tercapai. Artinya kenapa kita tdk belajar jg utk melebarkan penerimaan kita, selain usaha kita menggapai sesuatu.
Ketika kita melihat seorang anak, kita punya konsep ideal thd anak itu sendiri. Dg konsep ideal itu kita mulai memaksakan kehendak kita agar anak mengikuti apa yg kita mau. Dan biasanya ketika anak mengikuti apa yg kita mau, mulai mucul bentrokan, gesekan, dan luka batin si anak. Contoh sederhana, ketika kita meminta anak utk bersalaman dg org lain dan dia tidak mau, maka ego kita terganggu. Ketika ego org tua terganggu, maka awalnya kita memberi tahu anak, kemudian, membujuk anak, dan akhirnya mengancam anak. "Eh, ayo salam dong...ga boleh gitu ah...eh, lain kali ga diajak lo.."
Ketika anak tdk mau bersalaman dg org lain, apakah org lain tsb sakit hati? Tentunya tdk kan...mereka akan memaklumi. Kita bertemu dg anak kita bisa jd 24 jam, sedangkan bertemu dg org lain tsb hanya bbrp waktu. Apakah kita akan merelakan hubungan kita dg anak kita demi ego kita sbg org tua? Spy org mengatakan bhw anak kita hebat dan tentunya kita sbg org tua dikatakan lebih hebat lg krn telah berhasil mengajarkan anak? Akhirnya kita bisa lihat bahwa yg menjadi masalah bukanlah anak tetapi kita sendiri sebagai org tua. Maka compassionate parenting bukan berbicara mengenai bagaimana memperbaiki anak, tetapi bagaimana memperbaiki org tua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar