Semenjak ngajar anak-anak rasanya banyak sekali belajar. Belajar langsung dari mereka. Aku si orang "dewasa" yang lebih banyak pake kepala buat hadapi ini dan itu. Suka bertanya-tanya kenapa dulu orang tua ku begini dan begitu.
Dari situ ku banyak cari tau, banyak diskusi, banyak merenung. Oh dulu mungkin ini alasan orang tuaku melakukan ini dan itu, mencoba memberi kasih sayangnya yg begini bukan begitu, dan lain-lain yang membuatku sadar dan lebih bersyukur atas mereka yang dikaruniakan-Nya untukku.
Terimakasih ibu bapa yang selalu berusaha memahami aku. Terimakasih para orang tua telah mengizinkan anaknya untuk ku banyak belajar dari mereka.
Hingga kapanpun mereka orang paling berharga di hidup ini.
Puisi tentang mereka:
Renung ku mengarah pada sosok istimewa
Ia tampan dan cantik jelita
Bagai pangeran dan putri raja
Tak kusangka raganya bak batu karang,
ombak apapun di hadang
berkali-kali dihantam tak pernah geram
Hatinya entah emas atau berlian
Bisa-bisanya kau indah sekali?
Di dalamnya ada tulus yang tak bisa di hapus
Menjadi sumber kekuatannya selama nafas berhembus
Aku ini manusia beruntung
Ada kepala mereka yang penuh data tentang cara membahagiakanku.
Ada hatinya yang penuh doa dan cinta untukku
Ada raganya yang sibuk memenuhi kebutuhanku dan melindungiku
Namun gilanya, kadang aku masih merasa fakir dengan semua itu
Terhitunglah dosa demi dosa pada catatan amal ku
Bagai rekening hutang yang harus ku tebus
Ketika ku dengar bahwa lantunan doa yang hanya terucap di 5 waktu sholat tak cukup tuk menembusnya,
ku sadari itu memang tak akan pernah cukup
Tak Mungkin Cukup!
Kau bayar dengan harta dan dunia seisinya pun tak akan setara dengan nilai perlakuannya
Ya Allah jadikan kami hamba yang pantas menembus segala kebaikan mereka dan bawalah mereka yang bernama ibu dan bapak di sisi terbaik Mu
Di Jannah Mu
Aamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar