Jagad Alit menggunakan konsep pendidikan Waldorf, dimana konsep pendidikan ini diperkenalkan oleh seorang filsuf Austria. Sekolah Waldorf yang pertama didirikan di Jerman. Namun demikian pendidikan Waldorf tidak mengharuskan sekolah-sekolahnya mengaplikasikan nilai-nilai budaya barat. Justru semua yang diberikan harus disesuaikan dengan nilai-nilai budaya setempat. Permainan, dongeng, kebiasaan, pola pendidikan dan kedisplinan, semua haruslah mencerminkan kebudayaan tempat sekolah itu berdiri.
Permainan ini merupakan permainan khas masyarakat Jawa Barat. Permainan sederhana yang mengandung filosofi sarat makna. Makna tenggang rasa. Ketika kita mencubit tangan teman kita yg ada di bawah dengan keras, maka tangan teman kitapun biasanya akan mencubit tangan lain di bawahnya dengan keras. Dan tangan kita yang satunya lagi juga akan terkena cubitan keras. Jadi sebenarnya ketika kita menyakiti orang lain, yang akan merasa sakit adalah semuanya termasuk diri kita sendiri. Permainan ini pun mengandung makna bahwa ada kalanya kita di atas dan ada kalanya di bawah. Ada suka dan ada duka.
Mungkin anak-anak tidak akan menangkap makna ini saat bermain. Namun yang terpenting bagi anak-anak sebenarnya adalah karena dalam permainan ini tidak ada yang kalah dan tidak ada yang menang. Semua dapat merasakan suka dan duka. Makna kebersamaan. Dan tentu saja keriangan saat bermain.
Permainan ini kami berikan saat circle time bagi murid Jagad Alit dan juga anak-anak yang mengikuti klab Rabu. Meskipun diberikan pada circle time, namun anak-anak memainkannya juga diluar circle time. Permainan ini menyatukan mereka. Anak laki-laki bermain bersama-sama anak perempuan. Anak yang usianya lebih besar bermain bersama-sama anak yang usianya lebih kecil. Permainan sederhana yang mencerminkan budaya lokal dan sarat makna!
Klab Rabu
Setiap Rabu 9-11.
Anak bersama dengan Ayah/Ibu/pendamping.
Info dan Pendaftaran : rabudijagadalit@gmail.com