Manfaat storytelling bagi anak, sudah tidak perlu diragukan lagi.
Salah satunya adalah untuk memberi kesempatan kepada anak untuk berimajinasi, sehingga nantinya akan tumbuh menjadi anak yang kreatif, thingking out of the box, mampu menemukan cara-cara yang baru dalam memecahkan suatu masalah.
Konsep pendidikan Waldorf sangat memperhatikan hal ini. Pada tujuh tahun pertama kehidupannya, anak masih berada dalam situasi dreamy unconscious mind. Tak heran apabila cara bercerita
dalam pendidikan Waldorf, berbeda dengan yang mungkin pernah kita dengar atau lihat.
Mengajak anak masuk ke dalam dunia imajinasinya dapat diawali dengan sehelai kain lembut yang dikibar-kibarkan perlahan dan dentingan alat musik lyre atau glockenspiel atau bisa juga alat musik pentatonik lainnya, sehingga tercipta suasana yang benar-benar seperti di alam mimpi yang indah, di dalam dunia dongeng..
Nada suara yang lembut dengan tidak mengikuti suara karakter tertentu (misal suaru berat/besar utk karakter seorang bapak-bapak ataupun binatang seperti harimau), alat bantu berupa boneka tidak berwajah, cara menggerakkan boneka secara perlahan, kesemuanya itu bertujuan agar anak tetap berada dalam ruang imajinasinya, agar anak tidak "terbangun" dari "alam mimpinya."
Bagi orang dewasa yang melihat ataupun mendengarkan, mungkin akan terasa membosankan. Namun tidak bagi anak. Karena dunia mereka berbeda.Karena dunia mereka adalah dunia yang penuh dengan imajinasi.
Video ilustrasi cara mendongeng dapat dilihat di
Tidak ada komentar:
Posting Komentar