Bagi kita, kalian para orang orang tua, guru, siapa saja, termasuk saya, yang telah hidup puluhan tahun di dunia ini yang masih memiliki sisa luka batin.
Sebuah dongeng dari saya teruntuk kalian dan saya ....
Pada suatu hari.
Di masa yang lalu, kini, dan nanti.
Suatu ruang kecil nyaris tak terlihat.
Teronggok sebuah peti besi tertutup rapat. Terkunci.
Mahluk kecil terperangkap di dalamnya. Tertidur tak bergeming.
Lengan dan kakinya mengkerut melindungi dirinya, bagai seorang bayi
di dalam ruang peranakan sang Ibu.
Sebuah goncangan mengejutkannya. Lalu ia kembali tertidur. Tak bergeming.
Sebuah goncangan datang lagi. Kejutan yang membuatnya terjaga.
Lalu ia kembali tertidur. Tak bergeming.
Sebuah goncangan datang lagi. Kejutan yang membuatnya terbangun, meronta, berusaha untuk keluar dari dalam peti besi yang tertutup rapat.
Terkunci.
Memerangkapnya
Sungguh gaduh suaranya menggedor-gedor peti besi.
Ku menghampirinya sambil menggenggam kunci emas kecil.
Ku cari lubang kuncinya. Ku masukan kunci emas ke dalam lubang itu.
Kuputar perlahan lalu kubuka tutup peti besi itu hati-hati.
Mahluk kecil itu menyerbu keluar. Kuterperanjat sejenak.
Namun kubiarkan saja ia berteriak-teriak, berdentum-dentum
menikmati kebebasannya tak terkendali.
Kupejamkan mata sambil mengatur nafas.
Ku hampiri ia perlahan.
Ia tercenung.
Kubelai rambutnya.
Kusentuh pipinya.
Kugenggam tangannya.
Kurangkul ia.
Dan ku berkata lirih
“Ku tau kau ada di sini.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar