Selasa, 03 November 2015

Playdate parents and children

Hari Minggu yang cerah, Jagad Alit kedatangan tamu dari mamahsbandung. Ibu-ibu muda yang cantik-cantik beserta anak-anaknya dan beberapa jg hadir bersama Ayahnya. Tema kegiatan kali ini adalah Bersahabat dengan Alam. Sekitar 27 orang anak bersama dengan orang tuanya mengikuti kegiatan yang dimulai dengan bernyanyi, bergerak mengikuti lagu dalam lingkaran. Morning circle adalah kegiatan yang biasa dilakukan di sekolah Waldorf untuk melatih motorik anak sekaligus jg menanamkan kecintaan anak terhadap bahasa, karena lagu, pusi dan cerita dibuat dengan bahasa yang indah. Anakpun dapat bersosialisasi melalui kegiatan ini. 

Pagi datang
Malam pulang
Terbit mentari
Slamat datang hari

Slamat pagi bumi
Slamat pagi matahari
Slamat pagi pepohonan
Dan bunga di taman


Kemudian anak-anak mengumpulkan bebagai bahan yang ada di sekitar area outdoor Jagad Alit. Daun, ranting, pinecone, bunga yang dikumpulkan, akan dijadikan anak-anak untuk membantu semut membuat rumahnya. Anak-anak beserta orang tuanya membuat karya dari tanah liat dan bahan-bahan yang telah dikumpulkan tadi. 

Sekawanan semut berjalan perlahan
Berputar putar mengelilingi taman
Mencari tempat bertandang
Sekawanan semut berjalan cepat
Berputar putar mengelilingi taman
Mencari teman berkawan




Kegiatan ini tentu saja dapat menstimulasi indera anak, mengembangkan kreativitas dan tentunya bonding antara orang tua dan anak. Selesai membuat karya, acara ditutup dengan dongeng. Anak-anak mendengarkan cerita tentang seekor semut yang ingin menjelajahi hutan tetapi sang semut terlalu kecil untuk dapat melakukannya. Sang jerapah datang dan meminjamkan sepatunya agar semut bisa melangkah lebar-lebar. Namun sepatu itu terlalu besar utk tubuh semut yg kecil. Bukan hanya kakinya yang masuk, tetapi seluruh tubuh semut terperangkap dalam sepatu. Maka datanglah sang gajah yang ternyata menjadi penolong bagi sang semut. 


Semoga kegiatannya menyenangkan ya!
Oya, di sekolah Waldorf, transisi antar kegiatan tidak dilakukan dengan instruksi, melainkan dengan nyanyian. Hal ini dimaksudkan agar setiap transisi berjalan selembut mungkin, tidak bersifat memerintah. Begitu anak mendengar syair yang dinyanyikan, mereka mengerti apa yang harus dilakukan. Apa yang mereka lakukan muncul dari dalam dirinya sendiri, tanpa paksaan. 

Mencuci tangan
Hilangkan kotoran
Telapak tangan
Kuku dan jari
Pun bersih kembali


Hari sudah siang
Hati tetap riang
Tiap ada datang
Pasti ada pulang
Dengan hati lapang
Esok kita jelang

IG : mamahs_bdg 








Tidak ada komentar:

Posting Komentar