Rabu, 22 Juli 2020
Minggu, 05 Juli 2020
Sampai jumpa lagi...
ditulis oleh : Bu Mela
“Teman baru dan teman lama... keduanya sangatlah berharga”
Kembali mengantarkan anak-anak kepada orang tuanya. Mereka akan melanjutkan perjalanannya ke jenjang berikutnya. Bahagia, haru rasanya. Waktu begitu cepat berlalu, melihat mereka dari chubby dan mungil hingga kaki dan tangannya panjang-panjang :D
Terima kasih tak terhingga untuk anak-anakku yang telah hadir di dalam hidupku, memberikan banyak pelajaran yang sangat berarti. Sangat bersyukur atas takdir-Nya yang telah memberikan kesempatan indah ini.
Sampai jumpa lagi kalian...
Selamat merayakan perjalanan...
Selamat melanjutkan petualangan...
Sabtu, 04 Juli 2020
Ruang
ditulis oleh : Bu Kenny
Kita hadir disini
Seluruh raga dari kepala hingga ujung jari kaki
Rasakan raga itu menampung jiwa dan diri yang hakiki
Penuh
Utuh
Hadir
Di sini
Sekarang, lihatlah diri lain di sisi kita
Lihat raganya
Dari kepala hingga ujung jari kaki
Jiwa dan dirinya yang hakiki
Ia memiliki sesuatu
Ia membawa sesuatu
Kita bersama berada dalam satu ruang
Sediakan satu tempat kosong di tengah-di tengah
Bayangkan tempat kosong itu ada di tengah-tengah
Di tengah-tengah saya dan engkau
Di tengah-tengah saya dan kalian
Tempat yang kosong
Letakkan diri saya di tempat kosong itu
Letakkan diri engkau, diri kalian di tempat kosong itu
Minggu, 28 Juni 2020
Menjelang Waktunya
ditulis oleh : Bu Mela
Tumbuh kembang anak-anak adalah hal yang tidak bisa dielakkan. Tidak terasa bulan Juli semakin dekat. Di mana beberapa anak-anak akan melanjutkan perjalanan ke jenjang berikutnya.
Rindu mendengarkan cerita dan celoteh polos dari suara kecil yang selama ini tak pernah ku dengar selama beberapa bulan. Menyenangkan. Aku selalu menikmati waktuku bersama mereka. Ngobrol sama anak kecil itu enak, lucu, santai tapi seru. Ngobrolnya ngalor ngidul, topiknya macam-macam dan tetap berimajinasi. Aku bisa bodor-bodor ga jelas ke mereka dan mereka tetap tertawa (mungkin mereka kasihan sama ibu mela hahaha). Kami pun saling mengimitasi. Aku mengimitasi sifat mereka: tidak dendam, mau menolong orang, kalo marah ga lama-lama dll. Begitu juga mereka juga mengimitasi kami: mencuci kain lap, menangkap ikan, membantu memasak dll.
Tahun ajaran yang berjalan sekarang sudah mau selesai. Seperti sepenggal lirik lagu Jagad Alit saat anak-anak hendak pulang ke rumah....
Tumbuh kembang anak-anak adalah hal yang tidak bisa dielakkan. Tidak terasa bulan Juli semakin dekat. Di mana beberapa anak-anak akan melanjutkan perjalanan ke jenjang berikutnya.
Rindu mendengarkan cerita dan celoteh polos dari suara kecil yang selama ini tak pernah ku dengar selama beberapa bulan. Menyenangkan. Aku selalu menikmati waktuku bersama mereka. Ngobrol sama anak kecil itu enak, lucu, santai tapi seru. Ngobrolnya ngalor ngidul, topiknya macam-macam dan tetap berimajinasi. Aku bisa bodor-bodor ga jelas ke mereka dan mereka tetap tertawa (mungkin mereka kasihan sama ibu mela hahaha). Kami pun saling mengimitasi. Aku mengimitasi sifat mereka: tidak dendam, mau menolong orang, kalo marah ga lama-lama dll. Begitu juga mereka juga mengimitasi kami: mencuci kain lap, menangkap ikan, membantu memasak dll.
Tahun ajaran yang berjalan sekarang sudah mau selesai. Seperti sepenggal lirik lagu Jagad Alit saat anak-anak hendak pulang ke rumah....
“Tiap ada datang
pasti ada pulang.
Dengan hati lapang
esok kita jelang”
Datang Kembali
ditulis oleh : Bu Irma
Kembali ku menyapa paginya
Kembali ku lihat rupa dan raganya
Kembali ku lihat polah dan tingkahnya
Kembali ku tersenyum karena celotehannya
Kembali suara riuh yang sempat hilang
Kembali bergoyang tangga gantung yang diam
Kembali berputar roda-roda di rerumputan
Kembali lagi suasana-suasana yang ku rindukan
Moment datang kembali ini sungguh berkesan
Syukur atas segala kesempatan yang diberi-Nya
Terimakasih telah datang kembali
Sabtu, 27 Juni 2020
Mirror Neurons
ditulis oleh : Bu Kenny

Pada anak, terutama pada tujuh tahun pertama kehidupannya, proses belajar dilakukan dengan cara meniru. Mulai dari seorang bayi dapat melakukan diferensiasi gerakan sampai ia dapat berjalan dengan ritmis. Mulai dari tangisan, lalu bubbling, sampai akhirnya ia dapat menggunakan kata-kata. Pernahkah kita memberi tahu secara verbal bagaimana caranya mengangkat kaki, berapa jarak kaki harus direntangkan saat berjalan, bagaimana tangan harus diayunkan, saat seorang anak belajar berjalan? Pernahkah kita memberi tahu secara verbal seberapa besar mulut harus dibuka atau bagaimana lidah harus digerakkan saat anak mulai belajar berbicara? Kita memberitahu dengan cara memberikan contoh baik secara sadar maupun tidak sadar. Mirror neurons anak yang kemudian mengambil peran meniru (imitasi).
Manusia adalah makhluk pembelajar dan makhluk sosial. Mirror neurons akan bekerja lebih intens ketika lebih banyak orang-orang di sekeliling kita melakukan tindakan atau perbuatan yang berpola sama. Kebiasaan 'latah' meniru apa yang orang lain lakukan. Sistem mirror neuron menyediakan salinan tindakan yang diamati, dan menafsirkannya sehingga dapat dipergunakan dan dapat diproses untuk penyimpanan memori. Mungkin kita pernah mengalami ikut-ikutan membeli suatu barang yang sedang trend. Pada orang dewasa, hal ini dapat dikendalikan jika kita lebih sadar untuk mengaktifkan prefrontal cortex. Namun pada anak, hal ini tidak berlaku. Pernahkah kita lihat suasana bermain yang demikian riuh tak terkendali ketika ada beberapa orang anak yang berlari-larian, berkejar-kejaran, dan berteriak-teriak? Sebaliknya, pernahkah kita lihat suasana bermain yang pasif dimana beberapa anak diam saja saling mengamati?
Manusia pada hakikatnya adalah makhluk pembelajar dan makhluk sosial. Setiap hari dalam kehidupan kita merupakan proses belajar. Mempelajari hal-hal yang baru ataupun mendalami hal-hal yang sudah kita ketahui untuk lebih memahaminya. Akhir-akhir ini cukup sering orang mengadakan sesi web seminar atau diskusi yang bertema nafas, makan, regulasi emosi, pendidikan anak ataupun tema-tema lain yang berkaitan dengan kehidupan kita sehari-hari yang sebenarnya sudah kita ketahui, namun kita belajar lagi untuk lebih memahaminya. Sebut saja tema tentang makan. Secara teknis tentu saja kita sudah mengetahui bagaimana caranya makan. Tetapi kita merasa perlu mendalaminya untuk memahami bagaimana cara makan dan makanan apa yang akan menyehatkan tubuh kita. Topik mengenai mindful eating dan berbagai macam bentuk diet merupakan dua topik tentang makan yang tampaknya sekarang sedang diminati banyak orang.
Pada proses belajar ini, kita mendengarkan materi yang dipaparkan. Menariknya, pemberian contoh-contoh terutama contoh kejadian yang benar-benar pernah dialami sendiri oleh pembicara menjadi semacam afirmasi terhadap sebuah teori. Apalagi jika disertai dengan sesi berbagi pengalaman dari para peserta. Saya teringat ketika mengikuti sebuah sesi berbagi dimana pembicara menceritakan pengalamannya melakukan suatu teknik pernafasan dengan menghirup dan menghembuskan nafas melalui hidung, dimana posisi lidah ditarik dan menempel pada langit-langit mulut. Hingga sekarang cara bernafas seperti ini selalu saya lakukan. Mengapa saya bersedia melakukannya? Pertama, dari penjelasan yang didukung oleh media visual berupa gambar dan video, dan didukung pula oleh pengalaman pembicara, saya berpikir bahwa cara bernafas seperti ini masuk akal untuk dikatakan cara bernafas yang lebih sehat. Kedua, setelah saya berpikir bahwa hal tersebut masuk akal, saya merasa yakin dan ingin mencobanya. Ingin meniru apa yang dilakukan pembicara. Ketiga, setelah saya mencobanya, saya merasa nyaman dan yakin untuk terus melakukan cara bernafas seperti ini.
Proses belajar orang dewasa melalui tahapan mencerna di kepala, baru kemudian merasa yakin atau bersimpati, baru kemudian melakukannya. Setelah melakukan, muncul rasa nyaman, dan kemudian kembali lagi dicerna di kepala bahwa apa yang kita lakukan merupakan hal benar atau tidak. Peranan prefrontal cortex pada otak, yang sebagian fungsinya adalah untuk berpikir, merencanakan, dan membuat keputusan, memegang peranan penting dalam proses ini. Selain itu ada bagian lain dalam otak kita yang juga cukup memegang peranan penting, yaitu mirror neurons. Penelitian mengenai mirror neurons masih terus berlangsung, namun dikatakan bahwa mirror neurons membentuk dasar mekanisme inti untuk belajar dan pertumbuhan dari mana fungsi lain bercabang. Salah satu fungsi ini adalah tiruan (imitasi), kemampuan untuk mereplikasi perilaku yang diamati.
Pada anak, terutama pada tujuh tahun pertama kehidupannya, proses belajar dilakukan dengan cara meniru. Mulai dari seorang bayi dapat melakukan diferensiasi gerakan sampai ia dapat berjalan dengan ritmis. Mulai dari tangisan, lalu bubbling, sampai akhirnya ia dapat menggunakan kata-kata. Pernahkah kita memberi tahu secara verbal bagaimana caranya mengangkat kaki, berapa jarak kaki harus direntangkan saat berjalan, bagaimana tangan harus diayunkan, saat seorang anak belajar berjalan? Pernahkah kita memberi tahu secara verbal seberapa besar mulut harus dibuka atau bagaimana lidah harus digerakkan saat anak mulai belajar berbicara? Kita memberitahu dengan cara memberikan contoh baik secara sadar maupun tidak sadar. Mirror neurons anak yang kemudian mengambil peran meniru (imitasi).
Berbeda dengan proses belajar orang dewasa, proses belajar anak di usia tujuh tahun ke bawah melalui tahapan melakukan, merasakan, baru kemudian terjadi proses berpikir sesuai dengan kemampuan berpikir pada usianya. Mengapa demikian? Secara naluri dan fitrah anak adalah bergerak untuk membuat anggota tubuhnya berfungsi, sehingga kebutuhan anak adalah untuk menggerakan anggota tubuhnya terlebih dahulu sebelum memfungsikan otaknya. Gerakan-gerakan anak terjadi secara tidak sadar. Mirror neurons anak bekerja meniru gerakan tanpa proses cernaan di kepala yang sebagian dilakukan oleh prefrontal cortex. Tidak heran jika anak meniru suatu gerakan ataupun perbuatan yang menurut kita tidak layak untuk ditiru. Bagi anak, semua yang ia lihat adalah hal yang baik karena prefrontal cortex-nya belum berfungsi.
Meskipun penelitian mengenai mirror neuron masih terus dilakukan, namun setidaknya kita dapat memikirkan bagaimana perbuatan dan tindakan kita dapat ditiru oleh anak-anak. Itulah sebabnya mengapa kita layak untuk terus berusaha menjadi orang yang sepatutnya ditiru oleh anak-anak.
"Because of mirror neurons,
you’re children pay more attention to what you do
rather than what you say. "
Minggu, 21 Juni 2020
Sebuah Perjalanan
ditulis oleh : Bu Irma
"Sekarang lampunya merah. Kita berhenti dulu ya" ujar sahabatku.
"Setiap perjalanan sama. Ada waktunya untuk berhenti, berjalan lebih lambat, berjalan lebih cepat, atau mempertahankan kecepatan. Biar selamat sampai tujuan" lanjutnya.
"Temponya diatur ya berarti, soalnya ga semua rintangan di jalan bisa dilewati cepat. Kalau di lampu merah malah tancap gas, bisa tamatlah kita sebelum sampai" sahut ku menanggapinya.
Kami tersenyum bersama dan hening beberapa saat. Perkataannya di jalan saat itu membuatku merenung. Pikiran ku tak tertahan pergi menjelajahi perjalanan hidup ke masa yang lalu. Membayangkan masa-masa dimana aku pernah menjalaninya dengan tempo-tempo tertentu itu.
Pernyataan bahwa hidup adalah sebuah perjalanan nyatanya benar. Ada destinasi yang akan dituju. Perjalanan tidak akan berhenti hingga sampai ke tempat tujuan. Ada lika-liku jalan yang harus dilewati, ada rambu-rambu yang harus diperhatikaan dan ditaati. Saat kita tak mampu membaca arah mencapai tujuan, seringkali kita tersesat. Namun saat bisa kembali dari jalan yang salah, kita bisa lebih tahu dan membedakan mana jalan yang benar dan salah, lalu mengantisipasi agar tak tersesat lagi. Itulah mengapa kita perlu belajar, karena untuk sampai tujuan perlu ilmu. Sudah baca peta saja masih suka tersasar. Bukan salah petanya, namun yang baca petanya kurang ilmu buat memahami arahnya. Semua manusia ingin perjalanannya sesuai dan sampai tujuan dengan selamat. Namun kita harus ingat juga, banyak perjalanan seringkali berakhir tidak selamat.
Setiap langkah yang kita lalui bisa jadi pembelajaran. Contohnya perjalanan singkat yang kulalui hari itu. Bisa begitu bermakna jika dihayati. Mungkin bisa menjadi hikmah yang dapat merubah arah perjalanan ku hingga sampai di tujuan yang diinginkan. Tikungan, tanjakan, turunan, atau lurusnya jalan bisa jadi menyenangkan. Seperti naik Roller Coaster. Sesekali kita teriak namun hati terdalam kita tetap bahagia menikmatinya. Sabar dan syukur adalah kunci perjalanan terasa lebih nikmat. Begitu janji Allah bagi hamba-Nya yang terus sabar dan bersyukur.
Semoga kita semua mampu melawati semua jalan yang belum dilalui. Semoga perjalanan yang telah lalu dapat menjadi bekal untuk dapat melawati jalan yang ada di depan dengan lebih baik. Semoga kita semua sampai di tujuan dengan selamat dan mendapat kebahagian bersama kelak.
Langganan:
Postingan (Atom)