Jumat, 17 April 2020

Menangkap Makna

ditulis oleh : Bu Irma



Sore itu cerah sekali. Cahayanya tampak kuning kemerahan. Mengisi setiap sudut pandang menjadi terang. Terlihat tunas-tunas telang tumbuh riang dimana saja, bunganya tak kalah senang ikut tumbuh berkembang. Daun bawang cepat sekali tumbuh meninggi, tak hanya tinggi namun cukup lebat dan tampak enak tuk di aduk menjadi telor dadar. Tanaman mangga, lerak, pepaya, arbei dan jeruk semakin jangkung. Warna kuning dan merah di tanaman Alamanda dan Dadap yang mencolok itu tertangkap mata sedang tumbuh subur dan merekah. Daun pohon pisang terlihat memberi kode siap dipanen untuk dijadikan sampul pepes. Mint kesukaan ku tampak baik-baik saja dan daunnya semakin banyak. Tanaman rambutan yang terakhir kali ku lihat 15cm, kini tak tampak. Kemana dia? Ternyata aku merasakan social distancing bukan dengan manusia saja, namun dengan tanaman juga. Ya itu semua tanaman kami di sekolah. Aku melihat kondisi itu dari layar gadget ku. Dalam waktu sebulan ternyata banyak sekali ku lewatkan tumbuh kembang tanaman yang biasanya ku tengok hampir setiap hari. Dalam sehari ada saja perbedaan dari tanaman yang dapat kami temui. Ada biji yang mulai bertunas, ada daun muda yang mulai merekah, ada buah yang sudah memerah, bahkan yang hampir mati karena hama pun dapat kami temukan. Pilu, karena tak tahu pasti bagaimana mereka tumbuh, namun tetap bahagia saat tau mereka yang baik-baik saja dan semakin baik. 


Merasakan semua itu, hati dan pikiran berlari kencang pada murid-murid ku. Selama ini tak bertemu, sudah seperti apa kamu anak-anakku? Setiap harinya biasanya aku mendapat "laporan-laporan" penting dari mereka. Dari celotehannya, dari permainannya, dari interaksinya dan hal lainnya. Pilu, tak ikut serta membersamai perjalanannya. Namum, bahagia karena aku tau mereka selalu berada bersama dengan sosok-sosok terbaik untuknya. 

Jarak ternyata membuat banyak insan semangkin sadar akan berartinya masa saat sedang berdekatan. Sadar, hadir, penuh, utuh itu menjadi hal yang perlu ditanam dalam diri agar mampu menciptakan hal-hal terbaik di setiap momennya. 

Merindukan momen kebersamaan tercurah pada karya dan surat cinta minggu ini. Ku putuskan membuat family portrait. Saat menggambarnya aku bayangkan satu persatu sosoknya. Formasi lengkap! dimana kalau di kenyataan foto dalam formasi lengkap itu agak sulit terjadi hehe. 



Banyak momen bersama yang melintas dihati. Ini salah satu momen terbaik yang dapat tertuang



Parenting minggu ke 3 ini berjalan seperti biasanya. Ku temukan satu kutipan yang berbunyi:

“Something very beautiful happens to people when their world has fallen apart: a humility, a nobility, a higher intelligence emerges at just the point when our knees hit the floor. Perhaps, in a way, that’s where humanity is now: about to discover we’re not as smart as we thought we were, will be forced by life to surrender our attacks and defences which avail us of nothing, and finally break through into the collective beauty of who we really are.”
-Marianne Williamson-

Menarik! Kutipan ini bilang kalau suatu keindahan itu dapat terjadi di fase terendahnya kehidupan. Situasi sulit, terpuruk dan mungkin tak nyaman. Namun kondisi tersebut dapat menyadarkan akan ketidakmampuan dan keterbatasan yang menjadi obat kerasnya diri. Sehingga kemudian sanggup menangkap hikmah dengan lebih jernih yang membawa kepada kondisi yang lebih baik. 

Kutipan itu rasanya mewakili kondisi pandemi saat ini. Situasi sulit, tak nyaman dan penuh keterbatasan sedang terjadi dimana-mana. Pernyataan dan pertanyaan muncul beriringan, "Sekarang aku jadi ga bisa lakuin ini, ini, ini dan ini lagi, terus apa yang bisa aku lakukan?" kalau kata orang sunda mah intinya "urang kudu kumaha atuuuuuh?" 
Rasanya ini jadi waktu yang tepat untuk merenung, menyadari segala ketidakmampuan diri dan melepaskan segala "kesombongan" yang selama ini menjadi tiang untuk menggantungkan diri.

Semoga kami mampu melewati masa ini dengan segala kerendahan hati, dengan segala modal yang masih dititipkan-Nya saat ini, dengan segala kenikmatan-Nya yang masih tercurah hingga detik ini. Teriring doa dan segala upaya semoga akhir yang baik dan indah dapat kami rasakan bersama. Aamiin. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar